Gudang Beras Oplos Dibongkar,

Duh! Gudang Beras Oplos Dibongkar, Negara Dirugikan Rp15 Triliun

Wartariau.com BEKASI – Maraknya beras premium oplosan yang beredar di pasaran belakangan ini akhirnya bisa diungkap. Satuan Tugas (Satgas) Pangan berhasil menemukan lokasi pabrik pengemasan beras di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Di gudang milik PT Indo Beras Unggul (IBU) yang merupakan anak usaha PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) di Jalan Rengas Bandung KM 60, Kelurahan Karang Sambung, Kecamatan Kedungwaringin tersebut, tim dari Mabes Polri, Kementerian Pertanian (Kementan), dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menemukan 1.161 ton beras oplosan yang siap edar.

"Beras temuan ini adalah jenis IR64 yang akan dijadikan beras premium dan dijual dengan harga tiga kali lipat di pasaran," kata Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian saat melihat hasil temuan di lokasi kejadian.

Ribuan ton beras ilegal ini rencananya akan dipasarkan ke wilayah Jabodetabek dan sekitarnya. Tito mengatakan, dari sejumlah beras yang disita, dalam label bungkusnya terkandung karbohidrat 25%. Namun dari hasil cek laboratorium kandungan karbohidratnya mencapai 81,45%. Ini mengindikasikan PT IBU juga melakukan tindak pidana dalam proses produksi. "Jadi ini bukan jenis premium, tapi dijual dengan harga premium. Masyarakat berarti tertipu," katanya.

Modus yang dilakukan perusahaan nakal ini adalah mengemas beras subsidi jenis IR64 dengan label cap Ayam Jago dan Maknyuss. "Padahal beras IR64 adalah beras medium yang disubsidi pemerintah dengan harga Rp9.000 per kilogram. Setelah dibungkus dan dilabeli, mereka jual seharga Rp20.000," kata Tito.

Kepolisian terus mengembangkan temuan beras di gudang berkapasitas 2.000 ton ini termasuk mengidentifikasi nama-nama tersangka. Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan, temuan ini tercatat paling besar jika dilihat dari kuantitas beras yang ditimbun. Kerugian pemerintah diperkirakan lebih dari Rp15 triliun.

"Beras jenis IR64 disubsidi pemerintah dengan harga Rp6.000 per kilogram hingga Rp7.000 per kilogram. Rencananya oplosan ini akan dijadikan beras premium dengan harga jual tiga kali lipat lebih mahal menjadi Rp20.400 per kilogram. Ada selisih Rp14.000," kata Amran.

Terungkapnya temuan ini, kata Amran, setelah pihaknya melakukan pemantauan di pasar. Imbas dari bisnis beras oplosan ini adalah konsumen menjerit dan tertipu serta petani tak dapat melakukan apa pun. "Ini jika bisa kami amankan, maka bisa membuat inflasi kita lebih baik lagi. Karena, beras menjadi faktor utama dalam inflasi," katanya.

Ketua Satgas Pangan yang juga Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan, pihaknya bersama kementerian terkait akan menindak tegas oknum yang nekat bermain-main dengan komoditas pangan di Indonesia.

Berdasarkan hasil investigasi, Satgas Pangan juga menemukan beberapa pelanggaran terkait pangan yang terjadi di sejumlah daerah lain. Namun Setyo belum mau mengungkap di mana saja kasus itu terjadi. "Kami sudah punya data-datanya, tinggal kami nanti tindak lanjuti," ungkap Setyo.

Setyo menegaskan, pemerintah ingin harga beras tetap terkendali, sesuai harga eceran tertinggi yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian, yaitu Rp9.000 per kilogramnya. "Dengan harga Rp9.000, petani masih dapat untung, orang tengah juga masih dapat untung, masyarakat mampu membeli dengan daya beli yang kuat," katanya.

Tim Satgas Pangan menduga PT IBU melakukan tindak pidana baik dalam proses produksi maupun distribusi berasnya seperti yang telah diatur dalam Pasal 383 KUHP dan Pasal 141 UU No 18/2012 tentang Pangan dan Pasal 62 UU No 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen. Ancaman hukuman pada tindak pidana ini adalah lima tahun penjara.

Masih Beredar di Pasar

Kendati dinyatakan beras premium oplosan, beras cap Ayam Jago dan Maknyuss masih dijual secara bebas di pasaran antara lain di Kota Bandung. Di Pasar Kosambi, sejumlah pedagang beras tampak masih menjual beras kemasan 5 kilogram itu kepada konsumen. Mereka bahkan masih memajang beras yang masuk kategori mahal itu.

Salah seorang pedagang beras, Endi mengaku, merek beras itu telah masuk ke pasar cukup lama. Satu kemasan berisi 5 kg dijual Rp62.000-Rp63.000. Namun, menurut dia, beras tersebut kurang diminati, karena harganya tergolong tinggi. Sekjen Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) Henri Hendarta mengaku, pihaknya siap bila sewaktu-waktu ada instruksi dari instansi atau dinas terkait agar beras Ayam Jago dan Maknyuss harus ditarik dari pasar modern. (Okezone.com)
 
 



TERKAIT