Prabowo Melejit, Rakyat Tak Puas Kinerja Jokowi

Elektabilitas Prabowo Melejit, Rakyat Tak Puas Kinerja Jokowi

Wartariau.com JAKARTA  - Tingkat keterpilihan alias elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto kian melejit. Hal itu seperti yang tertuang dalam hasil survei Pusat Kajian Survei Opini Publik (PKSOP), baru-baru ini.

Ketua PKSOP, Ziyad Falahi mengatakan bahwa pihaknya mengambil beberapa nama tokoh yang digadang-gadang akan mengikuti kontestasi Pilpres 2019 untuk dijadikan sebagai objek survei.

Mereka adalah Presiden Joko Widodo, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Kapolri Tito Karnavian, Ketua Umum PKB Muhainim Iskandar, Politisi Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhono, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Menteri Perindustrian Airlangga Hartato, Ketua Umum Partai Perindo Harry Tanoesudibo.

Hasilnya, lanjut Ziyad, jika Pilpres diselenggarakan hari ini, Prabowo Subianto unggul dengan dipilih responden sebanyak 30,4 persen, Joko Widodo di urutan kedua dengan 27,8 persen,

"Sri Mulyani 6,1 persen, Gatot Nurmantyo 5,1 persen, Anies Baswedan 4,5 persen, Puan Maharani 4,3 persen, Tito Karnavian 3,3 persen, Muhaimin Iskandar 3,2 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 1,1 persen, Airlangga Hartato 1,9 persen, dan Harry Tanoesudibjo 1,8 persen. Sementara masyarakat yang mengaku tidak akan memilh sebanyak 10,5 persen," ungkapnya dalam surat elektronik yang dikirimkan ke redaksi, Selasa (21/11).

Menurut Ziyad, menurunnya tingkat elektabilitas incumbent Presiden Jokowi terjadi karena masyarakat kurang puas dengan kinerja mantan Wali Kota Solo selama tiga tahun pemerintahannya. Hal itu nampak jelas dari hasil survei PKSOP soal keadaan ekonomi keluarga.

"Sebanyak 69,8 persen mengatakan kondisi ekonomi mereka sangat menurun bahkan ada yang mengaku sampai berhutang selama dipimpin Jokowi-JK. 26,6 persen menyatakan ekonomi keluarga mereka tidak berhutang, namun hampir tidak ada sisa pendapatan yang bisa disisihkan untuk keperluan yang lain, seperti leisure dan tabungan. Dan hanya 3,6 persen masyarakat yang menyatakan ekonomi keluarga mereka meningkat selama 3 tahun," bebernya.

Ketidakpuasan itu juga terjadi pada proyek infrastruktur yang selama ini dibanggakan oleh Jokowi. Dimana sebagian besar masyarakat, yakni  89,7 persen responden mengaku bahwa pembangunan infrastruktur yang dilakukan selama ini sama sekali tidak membantu kehidupan ekonomi mereka. Hal itu karena infrastruktur yang dibangun sudah gagal dalam meningkatkan pendapatan masyarakat.

"Ini ditunjukkan dengan pembangunan Jalan tol yang berbayar, pembangkit listrik bertambah tapi tarif dasar listrik justru tambah mahal," imbuhnya.

Terkait tersedianya Langan kerja, sebanyak 78,9 persen responden mengaku sangat sulit mendapatkan kerja selama dipimpin oleh Jokowi. Hal itu karena memang selama ini lapangan kerja sangat minim.

Lalu, lanjut Ziyad, 38,9 Responden yang berwiraswasta mengatakan bahwa usaha mereka juga semakin menurun. Kemudian soal harga-harga sembako, hampir 81,9 persen responden mengatakan, di bawah kepemimpinan Joko Widodo, sembako sangat mahal.

Sekitar 60 persen diantaranya menyatakan penghasilan habis bahkan tidak cukup untuk membeli sembako. Disisa 2 tahun kepemimpinan Jokowi, masyarakat berharap, pemerintah mampu memberikan perubahan. Karena menurut mereka, dua tahun yang akan datang, keadaan ekonomi keluarga mereka akan semakin sulit.

"Lalu sebanyak 28,4 persen menyatakan masih berharap menuju perubahan ekonomi yang lebih baik dalam sisa pemerintahan Joko Widodo-JK. Sementara sebanyak 4,2 persen sangat optimis akan berubah lebih baik disisa pemerintahan Joko Widodo-JK," urainya.

Hal itulah yang membuat sebagian responden seperti tidak tertarik dalam Pemilu 2019. Setidaknya ada 20,9 persen responden mengaku tidak tertarik untuk memberikan suaranya saat pencoblosan Pemilu 2019 nanti dan 28,7 persen masih belum menentukan pilihan. Sisanya, sebanyak 50,4 akan memberikan suaranya pada Pemilu 2019 nanti.

PKSOP, kata Ziyad, juga mencari tahu soal partai mana yang bakal menjadi jawara di Pemilu 2019 nanti. Hasilnya adalah 18,9 persen responden menyatakan bahwa mereka sudah jatuh hati dengan Partai Gerindra.

"Disusul PDIP dengan 15,6 persen. Partai Demokrat 7,3 persen, Golkar 6,1 persen, PKB 5,2 persen, Perindro 4.6 persen, PAN 4,2 persen, PKS 3,6 persen, PPP 3.3 persen, Nasdem 3,1persen, Hanura 1,6 persen dan tidak akan memilih 26,5 persen," tukasnya.

Survei menggunakan jumlah sample sebanyak 1.421 responden dari seluruh provinsi di Indonesia. Sample itu dipilih mengunakan metode multistage random sampling. Adapun tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen dan margin of error -/+ 2,6 persen. Survei sendiri digelar mulai dari tanggal 28 Oktober sampai dengan 9 November 2017. [RMOL]

TERKAIT