Teror Air Mineral Mikroplastik,

Teror Air Mineral Mikroplastik, Perlukah Khawatir

    wartariau.com – Minum air menjadi hal yang paling esensial bagi manusia. Air mineral juga menjadi konsumsi rutin yang dianjurkan oleh pakar-pakar kesehatan. Namun apa jadinya jika air mineral yang dianggap sehat justru telah tercemar?

Sebuah penelitian kesehatan baru-baru ini mengumumkan hasil riset yang cukup mengejutkan. Mereka menemukan sejumlah air minum dalam kemasan yang beredar luas di pasar ternyata mengandung mikroplastik.

Temuan ini didapatkan setelah State University of New York mengerjakan riset global yang didukung Orb Media Network, organisasi media nirlaba di Amerika Serikat.

Penelitian yang dikepalai Sherri Mason, profesor kimia dari State University of New York tersebut menguji 259 botol air minum dari 11 merek yang dijual di sembilan negara dan Indonesia salah satunya. Penelitian ini mengungkap bahwa 93 persen air botolan yang menjadi contoh ternyata mengandung mikroplastik.
Lihat juga
 
Bahkan, merek Evian dan San Pellegrino yang masuk merek internasional tak luput dari temuan partikel plastik tersebut.

Di Indonesia, Mason mengambil sampel air minum kemasan botol merek terkenal yang memiliki pasar luas di Indonesia. Peneliti antara lain membeli 30 botol air di Jakarta, Medan, dan Bali.

Hasil riset menunjukkan, kandungan mikroplastik berkisar 0-4.713 partikel per liter. Kebanyakan berukuran 6,5-100 mikrometer, atau hampir setara dengan ukuran sel darah merah.

Air Mineral Aqua

Metode pengujian pada 11 sampel air mineral dari berbagai negara tersebut dipilih atas dasar besarnya populasi atau konsumsi air kemasan yang relatif tinggi.

Merek-merek itu mencakup merek taraf internasional, di antaranya Aquafina (Produk PepsiCo), Dasani (Produk Coca-Cola), Evian (Produk Danone), Nestle Pure Life (Produk Nestle), dan San Pellegrino.

Sedangkan merek yang bertaraf nasional di antaranya, Aqua (Produk Danone - Indonesia), Bisleri (Produk Bisleri Internasional - India), Epura (Produk PepsiCo - Meksiko), Gerolsteiner (Produk Gerolsteiner Brunnen - Jerman), Minalba (Produk Grupo Edson Queiroz - Brasil), dan Wahaha (Produk Hangzhou Wahaha Group - China).

Pengujian dilakukan dengan menggunakan bahan pewarna bernama Nile Red yang dimasukkan ke setiap botol, sebuah teknik yang dikembangkan baru-baru ini oleh sejumlah ilmuwan Inggris untuk melacak keberadaan plastik di air laut.

Kajian sebelumnya menemukan bahwa bahan pewarna itu melekat pada partikel plastik dan membuatnya menjadi berpendar di bawah sorotan cahaya tertentu.

Profesor Mason dan beberapa peneliti  kemudian menyaring sampel partikel plastik dan menghitung setiap kepingan berukuran di atas 100 mikron, kira-kira setara dengan diameter sehelai rambut manusia.

Beberapa partikel tersebut cukup besar untuk diambil dan dianalisa menggunakan alat inframerah. Hasilnya, partikel-partikel itu teridentifikasi sebagai plastik.

Sebagian besar partikel lainnya yang berukuran di bawah 100 mikron dihitung menggunakan teknik dalam ilmu astronomi.

Setelah melakoni tes, Mason hanya menemukan 17 dari 259 botol air kemasan yang tidak mengandung partikel plastik.

Adapun jumlah partikel plastik di botol-botol air kemasan cukup beragam. Aqua Danone dari Indonesia, misalnya, memiliki 4.713 partikel plastik per liter. Kemudian, Nestle Pure Life mengandung 10.390 partikel plastik per liter. Evian memuat 256 partikel plastik per liter, dan San Pellegrino mempunyai 74 partikel plastik per liter.




Viva

TERKAIT