Pengakuan PSK yang Ternyata ...

Prostitusi Online di Kota Selatpanjang, Ini Pengakuan PSK yang Ternyata Sanggup...

Wartariau.com SELATPANJANG - Praktek prostitusi memang sudah lama terjadi di Kota Selatpanjang, Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, namun seiring waktu berjalan para wanita malam penjaja seks seakan hilang dari pandangan.

Ternyata, seiring perkembangan teknologi para penjaja seks tidak lagi melakukan transaksi secara konvensional, namun mereka sudah beralih ke sistem digital, menggunakan akun media sosial aplikasi Bee Talk.

Modus prostitusi melalui media sosial atau online ini ternyata sudah lama dilakukan. Dahulu para pekerja seks komersil (PSK) di Kota Sagu ini melakukan dengan cara konvensional yakni mangkal di hotel, kini hanya bermodal internet dan gadget bisa menarik pelanggan untuk menawarkan jasanya. Transaksi online ini layaknya prostitusi konvensional. Ada kesepakatan dan tawar menawar harga.

Berdasarkan penelusuran wartawan Halloriau.com (Metro Riau Group) umumnya tarif sekali 'main' mulai ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah untuk short time, ditambah biaya cash Rp100 ribu.

Debi, wanita asal Tanjung Balai Karimun berusia 20 tahun ini satu di antara PSK di Kota Selat Panjang yang aktif menggunakan Bee Talk.

Pada pukul 17:00 Wib Sabtu (13/10/2017) lalu wartawan mencoba membuka percakapan. Saat dikirimkan pesan ‘BO’ dengan cepat wanita berkulit putih dan berambut lurus itu membalas. Untuk diketahui, BO adalah singkatan dari Booking Order.

Debi kemudian diajak chating. Tidak perlu lama, hanya dengan menyebut saja kode ST atau short time maka percakapan akan langsung mengarah pada intinya yaitu untuk 'bermain', sebutan yang biasa diucapkan PSK untuk berhubungan intim.

Setelah sepakat dengan tarif, Debi kemudian meminta wartawan yang melakukan penelusuran menyebutkan hotel tempat menginap. Waktu itu harga yang ditentukan yakni Rp400 ribu.

Petugas Hotel sudah bekerjasama dengan Debi. Petugas Hotel akan bertanya dari mana. Jawab saja sudah janjian. Setelah itu aman.

Debi selalu menyediakan kondom atau pengaman. Ia akan meminta pelanggannya untuk menggunakan kondom sebelum 'bermain'.

Selain Debi, ada banyak lagi wanita yang bekerja sebagai PSK di hotel yang menggunakan aplikasi Bee Talk. Dari kelompoknya saja ada sebanyak 6 orang yang dikomandani oleh seorang waria yang mereka sebut sebagai 'Papi'.

Hampir setiap hari Debi mendapat pelanggan dan sanggup 'bermain' sampai dengan dua orang.

"Jarang sepi, terkadang ada yang pesan dalam sehari ada dua orang, dan kita pun sudah kerjasama dengan pihak hotel," ujar Debi.

Untuk 'bermain', kata Debi rata-rata tidak sampai setengah jam sudah selesai.  Layaknya pekerja swasta, Debi punya satu hari dimana ia tidak melayani tamu.

"Ada kadang satu hari saya tidak melayani tamu, karena capek, makanya butuh istirahat," ungkap Debi.

Selain Debi, ada juga PSK lainnya yang menunggu orderan via Bee Talk untuk 'bermain' dengan dirinya.

Namanya Diana berumur 25 tahun. Sewaktu wartawan mencoba menghubunginya, wanita cantik ini menawarkan harga yang ditentukan sendiri olehnya yakni Rp800 ribu per 3 jam sudah termasuk kamar hotel.

"Kalau di tempat abang, nanti beresiko, tapi kalau tempat Diana aman, nanti pihak hotel yang jamin kalau ada apa - apa," katanya.

Prostitusi terselubung via aplikasi chatting bagaikan hantu yang tak diketahui keberadaannya. Tapi bagi pria yang suka ‘jajan di luar’ ini bukan rahasia lagi.

Penelusuran Halloriau.com, aplikasi ini umumnya dipakai kaum milennial. Baik laki dan perempuan memenuhi daftar dalam aplikasi. Tidak sulit mencari ‘mangsa’ melalui aplikasi ini. Ada menu mendeteksi teman terdekat dengan jarak tertentu.
TERKAIT