Advertorial pemkab Kampar

Desa Pagaruyung Kampar Hasilkan Nanas Terbaik di Lahan Gambut

wartariau.com Bupati Kabupaten kampar Catur Sugeng Susanto,melakukan kunjungan kerja melaksanakan peninjauan kebun nenas Masyarakat bersama  Kepala BRG RI, Nazir Foead saat berada di kebun nanas program revitalisasi ekonomi masyarakat yang tinggal di kawasan gambut.Kepala BRG RI, Nazir Foead saat berada di kebun nanas program revitalisasi ekonomi masyarakat yang tinggal di kawasan gambut.

Wartariau.com PEKANBARU -  Hamparan luas kebun nanas menghijau di Desa Pagaruyung, Kecamatan Tepung Raya, Kabupaten Kampar, Riau. Tumbuhan dengan nama latin ananas comosus (L) merr ini tumbuh subur di lahan gambut bekas terbakar.

Bagi warga Desa Pagaruyung, dan sekitarnya, lahan gambut memiliki nilai ekonomis. Di lahan tersebut, warga desa menanam pohon nanas yang kini dikenal sebagai komoditas khas desa tersebut.

Lahan seluas 300 hektar itu dulunya ditumbuhi pohon-pohon liar yang sering jadi langganan kebakaran. Namun oleh  Badan Restorasi Gambut (BRG) RI, lahan tersebut direvitalisasi hingga meningkatkan ekonomi masyarakat.

Bupati Kampar Catur Sugeng Menyambut baik peralihan lahan ambut menjadi kebun nenas, Revitalisasi ekonomi budidaya nanas di lahan gambut dilakukan sejak 2016 lalu dengan melibatkan langsung kelompok masyarakat (Pokmas). Lahan ditanami nanas jenis Moris, yang terkenal manis dengan daging buah kering dan renyah.

Sejak ditanam, perkebunan nanas  itu sudah berulang kali dipanen. Selain Pekanbaru, nanas juga dipasok untuk memenuhi kebutuhan konsumen di Padang, Provinsi Sumatera Barat, Medan Provinsi Sumatera Utara dan daerah lainnya.
Hasil gambar untuk bupati kampar di kebun nenas
Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto, beserta rombongan meninjau kebun nenas hasil perkebunan Masyarakat pagaruyung  kabupaten kampar

Masyarakat juga bisa langsung datang ke perkebunan untuk membeli nanas. Selain dijual langsung, masyarakat juga mengolah nanas menjadi keripik nanas dan selai nanas dengan mesin dibantu BRG, Jumat (4/4/2019).

"Lahan gambut lebih cocok ditanami batang nanas.  Nanas Pagaruyung dibanding daerah lain lebih manis dan enak di sini (Pagaruyung). Sudah sampai ke daerah lain," ujar Mukidin, anggota Pokmas Nanas Jaya Desa Pagaruyung.

Mukidin senang dapat meningkatkan ekonomi dari perkebunan nanas di lahan gambut. Upaya yang dilakukan BRG memulihkan lahan gambut sangat berdampak ekonomi bagi masyarakat Desa Pagaruyung.

Lahan gambut  yang dikelola masyarakat di Desa Pagaruyung  pernah terbakar hebat pada tahun 2016. Sejak dilakukan revitalisasi, lahan itu tidak pernah lagi terbakar.

"Dulu ini lahan kosong, sering terbakar. Alhamdulillah setelah ada BRG dan MPA, aman sampai sekarang. Tidak ada lagi kebakaran (lahan)," kata Mukidin.

Dari bertanam nanas, rupiah yang didapat masyarakat cukup menggiurkan. Di pasaran, nanas dijual satu gandeng yang berisi dua buah nanas seharga Rp7.000. "Kami tak main kilo, kalau tanam 20.000, panen separo karena bibit tak rata," ucapnya.

Dalam pengelolaan lahan gambut jadi perkebuna  nanas,  masyarakat rutin datang untuk mrelakukan perawatan. Lahan gambut jadi tetap basah dan kebakaran lahan dapat dihindari.

Hasil gambar untuk bupati kampar di kebun nenas
Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto, beserta rombongan meninjau kebun nenas hasil perkebunan Masyarakat pagaruyung  kabupaten kampar


Tidak hanya  Pokmas Nanas Jaya, sejumlah kelompok lain juga menanami lahan gambut dengan nanas serta tanaman lain. Mulai dari membersihkan lahan, bibit nanas, pupuk, alat pengolahan nanas juga dibantu oleh BRG.

Kepala BRG RI, Nazir Foead, menyebutkan, BRG akan terus memperluas program revitalisasi ekonomi masyarakat yang tinggal di kawasan gambut. Langkah ini
salah satu upaya restorasi selain pembasahan (rewetting) dan revegetasi.

"Kita sadari masyarakat butuh dukungan untuk mengelola lahan gambut pertanian tanpa bakar. Membersihkan lahan, produktif dan hasil pertaniannya memberi manfaat ekonomi. Kita beri bantuan pembibitan hingga panen dan juga bantu pemasaran," jelas Nazir.

Dari rapat kabinet beberapa waktu lalu, program revitalisasi  akan dilanjutkan pada 2019 hingga ke depannya.  Program berdampak pada perbaikan gambut sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat.

Nazir mengungkapkan, Presiden RI, Joko Widodo, dalam pekan hasil pertanian pernah merasakan nanas gambut dan memuji rasa nenas yang manis. "Itu nanas dari lahan gambut (di Riau)," tambah Nazir usai meninjau kebun nanas di Desa Pagaruyung.

Di Tapung, Nazir juga menyerahkan enam Surat perjanjian kerja sama Swakelola (SPKS) yang merupakan bagian dari program revitalisasi ekonomi.  SPKS tersebut terdiri dari satu paket kegiatan budidaya nanas di Desa Pagaruyung, Kampar.

Selanjutnya tiga paket kegiatan peternakan sapi untuk tiga Pokmas di Kabupaten Bengkalis. Satu paket masing-masing budidaya cabai di Bengkalis dan lebah kelulut di Kota Dumai.

Bupati Kampar, Catur Sugeng, keberadaan gambut memberikan manfaat bagi masyarakat.  Di Kampar sekitar 191 ribu hektarnya gambut, berada Siak Hulu, Perhentian Raja, Kampar Kiri, Tambang, dan Tapung.

Hasil gambar untuk bupati kampar di kebun nenas
Lahan itu siap dikelola jadi kawasan budidaya, baik tanaman pangan maupun perkebunan. Tata kelola perizinan dilakukan sesuai instruksi presiden.

"Pemerintah daerah mengapresiasi  dan mendukung upaya BRG merevitalisasi dan revegetasi lahan gambut untuk perekonomian masyarakat, melalui  budidaya nanas.  Semenjak ada program ini, kampar dulu marak Karhutla, sekarang hampir tidak ada lagi," tutur Catur.

Kepala Restorasi Gambut RI Nazir Fuad menandatangani surat perjanjian kerjasama (SPK) Kegiatan Revitalisasi Ekonomi Masyarakat tahun 2019 yang ditandatangani bersama dengan enam kelompok tani masyarakat di Desa Pagaruyung, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Jumat (5/4/2019).

Hal ini sebagai bukti keseriusan pemerintah pusat dalam memperhatikan masyarakat yang tinggal di lahan gambut, terutama dalam peningkatan tata kelola lahan agar memberikan manfaat bagi masyarakat dan sekaligus sebagai pencegahan kebakaran lahan gambut

Kegiatan ini digelar di halaman Balai Desa Pagaruyung, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar.

Kegiatan penandatanganan ini dihadiri Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto Deputi Konstruksi Operasi dan Pemeliharaan Alu Dohong dan Kepala Kelompok Kerja Wilayah Sumatera Susilo Indarto.

Nazir Fuad mengatakan, pengelolaan lahan gambut tidak semudah lahan lainnya. Oleh sebab itu perlu diperhatikan tata kelola lahan gambut sehingga memberikan dampak positif terutama pencegahan dari kebakaran lahan akan semakin mudah dikendalikan apabila dikelola dengan baik.

Hasil gambar untuk BRG RI Tandatangani SPK Revitalisasi Ekonomi
Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto, beserta rombongan menuju Perkebunan nenas di pagaruyung kabupaten kampar


Sementara Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto menjelaskan, Kabupaten Kampar mempunyai potensi lahan gambut sekitar 191.363 hektare yang tersebar di beberapa kecamatan, diantaranya di Siak Hulu, Perhentian Raja, Kampar Kiri Hilir, Tambang dan Tapung. "Saat ini lahan gambut telah dikelola sebagai lahan kawasan budidaya, baik untuk tanaman pangan, perkebunan maupun hutan tanaman industri," ujar Catur.

Ia menambahlan, untuk mencegah dan mengatasi kebakaran, Kabupaten Kampar sejauh ini telah membentuk masyarakat peduli api dan masyarakat siap siaga kebakaran.

"Kami menyambut baik upaya yang dilakukan pemerintah pusat melalui program 3 R Resetting (pembasahan kembali gambut), revegetation daan revitalisasi sumber mata pencaharian masyarakat," imbuh Catur dikutip dari Riauterkini.

Lebih lanjut dikatakan, pada tahun 2017 telah dilaksanakan restorasi melalui pembuatan 100 unit secara swakelola oleh dua kelompok masyarakat dan revitalisasi melalui penanaman dan budidaya nenas. "Hal ini akan semakin ditegaskan melalui penandatanganan SPK revitalisasi ini," bebernya.

Keberadaan lahan gambut memberikan beberapa manfaat diantaranya sebagai paru-paru dunia dan pengendalian perubahan iklim, merupakan sumber pangan, memelihara keanekaragaman hayati, sebagai kantong penyimpan air dan sumber karbon.

Selain kegiatan penandatanganan SPK Kegiatan Revitalisasi Ekonomi Masyarakat tahun 2019, Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto bersama kepala Badan Restorasi Gambut RI Fuad Nazir san rombongan usai penandatanganan SPK dengan Kelompok Tani di Desa Pagaruyung Kecamatan Tapung.

Hasil gambar untuk BRG RI Tandatangani SPK Revitalisasi Ekonomi
Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto, beserta rombongan memerkan nenas hasil perkebunan Rakyat kabupaten kampar

Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto menambahkan, program penanaman nenas telah mampu mencegah kebakaran. Dua tahun terakhir tidak ada lagi kebakaran lahan gambut di Kampar. Lahan gambut yang lebih dari 191 ribu hektare lebih di Kampar dapat diolah sehingga bisa memajukan ekonomi masyarakat.

Kepala Badan Restorasi Gambut RI Fuad Nazir mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pengembangan lahan gambut yang dijadikan sebagai peningkatan ekonomi masyarakat. "Di sini kita sudah melihat apa yang dilakukan oleh masyarakat, dari lahan yang dulunya tidak tersentuh, saat ini sudah dapat menghasilkan, kita terus untuk meningkatkan pemanfaatan lahan gambut," pungkasnya.

Mencari nenas yang hampir tersedia di sepanjang musim di Riau orang tentunya akan teringat dengan Kabupaten Kampar.

Buah nenas dari daerah ini terkenal memiliki rasa yang manis dan banyak airnya sehingga menyegarkan di santap.

Dari buah nenas ini pula sejumlah masyarakat menggantungkan hidup diri dan keluar,  buah nenas dan produk olahan dari bahan dasar nenasi.

Dari buah yang berkulit kasar tersebut diolahnya menjadi berbagai panganan yang bercitarasa nikmat.

Buah nenas tersebut diolahnya menjadi keripik nenas dan wajik.

Dengan diolah produk panganan dari bahan baku nenas ini bisa lebih tahan lama.

Kini keripik nenas dan wajik dari nenas ini menjadi sebuah panganan oleh-oleh khas dari Kabupaten Kampar.

(ADV Pemkab Kampar*)


TERKAIT